Warga Temukan Cincin Emas Hingga Mantra: Harta Karun Sriwijaya di Lahan Bekas Karhutla 

Senin, 07 Oktober 2019 - 00:41 WIB
(foto: CNNIndonesia)

RIAUMANDIRI.CO, PALEMBANG - Perburuan barang berharga peninggalan Kerajaan Sriwijaya di lahan gambut bekas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) rupanya sudah terjadi sejak 14 tahun lalu, tepatnya 2005.

Kolektor Benda Peninggalan Sriwijaya Okky Okta Wijaya mengungkapkan, selain kaya akan benda peninggalan berharga, kawasan gambut di Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), khususnya di Desa Sungai Jeruju mengandung serbuk emas yang biasa dicari oleh warga untuk dijual.

Okky menjelaskan, peninggalan Sriwijaya pertama kali ditemukan di lokasi tersebut oleh seorang warga berupa perhiasan cincin emas pada 2005.

Warga tersebut mencangkul tanah di halaman rumahnya dan menemukan cincin emas tersebut. Pencarian semakin marak memasuki 2012 seiring penemuan material mengandung serbuk emas di tanah tersebut.

Usai karhutla parah yang terjadi pada 2015, masyarakat semakin berbondong-bondong mencari barang berharga dan emas.

Lahan bekas terbakar mempermudah akses jalan yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka. Sehingga kini masih ada warga yang bahkan membuka tenda di sekitar lokasi untuk berburu benda peninggalan dan serbuk emas.

"Mencari serbuk emas itu sudah jadi mata pencaharian penduduk setempat. Kalau saya hanya membeli barang peninggalan Sriwijaya yang ditemukan warga. Yang serbuk emas, emas alamnya tidak, itu ada orang lain yang belinya," ujar Okky kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (5/10).

Pria yang sudah menjadi kolektor barang antik sejak 2010 ini mengaku pernah menemukan puluhan lempengan berbahan emas, perunggu, serta timah berbahasa Sansakerta pada 2017 lalu di Cengal. Lempengan-lempengan tersebut berisikan mantra, doa, santet, bahkan kuitansi pembelian tanah.

"Yang lempengan emas itu kemungkinan diterbitkan oleh pemerintahan Sriwijaya, isinya kaya syair-syair puisi sama kuitansi. Yang perunggu dan timah kemungkinan dibuat oleh masyarakat, isinya doa, mantra. Panjangnya 14-24 sentimeter lebarnya sekitar 3-4,5 sentimeter. Kemungkinan itu peninggalan abad ke-6, masa awal Sriwijaya. Sekarang masih diteliti oleh peneliti di Tangerang," ujar dia.

Selain lempengan, Okky juga menemukan koin emas diduga mata uang yang digunakan pada masa lalu. Motifnya bermacam-macam, ada yang memiliki simbol x, simbol p terbalik yang bermakna huruf 'ma' dalam bahasa Sansakerta, serta yang paling lazim adalah simbol bunga cendana.

Koin emas bermotif bunga cendana diketahui tidak hanya di wilayah Sumatera Selatan saja, namun juga ditemukan di Filipina dan Thailand. Hal tersebut menandakan bahwa wilayah kekuasaan Sriwijaya meluas ke kawasan tersebut. Yang terbaru, Okky menemukan koin emas tersebut di kawasan Tulung Selapan, Kabupaten OKI pada 23 September 2019 lalu.

Selain koin berbahan emas, koin perunggu dan timah pun ditemukan di lokasi tak jauh dari penemuan sebelumnya. Dirinya pun pernah membeli guci berbahan porselen dari warga yang sudah tidak utuh. Setelah diteliti, guci tersebut merupakan porselen masa Dinasti Tang pada abad ke-6.

"Sebagian temuan itu saya jual, tapi lebih banyak yang saya simpan. Dijual juga bukan untuk dapat uangnya saja, tapi untuk modal nyari yang lain. Sekali mencari itu bisa sampai keluar Rp50 juta," kata dia.

Ketua Komunitas Pecinta Antik dan Kebudayaan Sriwijaya (Kompaks) Hirmeyudi berujar, barang peninggalan yang di temukan di Cengal sama persis dengan barang temuan dari Sungai Musi, Palembang.

Bedanya, temuan di Cengal hanya yang berasal dari abad ke-6 yakni zaman Dinasti Tang di China. Sedangkan di Sungai Musi, terdapat barang peninggalan Dinasti Ming abad 12-13, serta Dinasti Qing abad ke-18.

"Di Sungai Musi juga banyak ditemukan patung berbahan perunggu dan tanah liat tanpa kepala. Itu terjadi saat masa Kesultanan Palembang Darussalam yang memerintahkan untuk memenggal seluruh patung yang ada di wilayah kekuasaannya karena dianggap berhala. Setelah dipenggal, patung-patung itu dibuang ke Sungai Musi," ujar dia.

Selain patung, koin-koin logam emas, timah, dan perak pun ditemukan di Sungai Musi, persis seperti yang ditemukan di Cengal. Namun koin-koin emas Sriwijaya tersebut termasuk barang yang sangat langka.

Kebanyakan koin kuno yang ditemukan merupakan koin-koin beraksara China seperti yang ditemukan oleh anggota Kompaks, Ary Anggara di Desa Upang, Banyuasin. Ary menemukan satu guci penuh koin perunggu China seberat 50 kilogram menggunakan metal detector.

"Pencarian barang bersejarah ini memang bukan sekarang saja, sudah ramai dari dulu. Malah sekarang yang di Cengal itu sudah mulai habis. Tapi Pesisir Pantai Timur Sumatera itu memang kaya sekali peninggalan seperti ini. Kalau di satu titik ditemukan satu benda berharga, di sekitarnya pasti banyak yang lainnya karena bisa jadi di tempat itu dulunya ada pemukiman," kata dia.**
 

Editor: AA Rahman

Terkini

Terpopuler